Sabtu, 09 Februari 2013

Love Letter from My Beloved

 Assalamualaikum Wr.Wb

Anakku, niatkanlah hidupmu untuk ibadah, kalau itu sudah kelian pegang maka hati masing-masing kalian tenang dan damai. Kepercayaan harus ada di dalam diri masing-masing kalian.
Pikirkaan terlebih dahulu segala ucapan dan tindakan agar tidak saling menyakiti dan tersakiti.

perjalanan kalian masing panjang...
Janganlah mengecewakan segala perjuangan dan pengorbanan orang tua. tidak ada orangtua yang ingin anaknya gagal baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Ingatlah sayang, dunia ini hanya fana. jangan termabukkan oleh kenikmatan dunia yang sesaat, cobaah koreksi masing-masing kalian. mari kita saling mengingatkan karena bukan selamanya orang tua itu selalu benar, juga termasuk dalam hal ibadah.

Kami pernah mengalami yang kalian rasakan sekarang. tapi, ingatlah jagan melampaui batas. Peganglah kunci agama di tangan kalian, gunakan setiap isi harimu untuk hal-hal ibadah. Ibadah bukan hanya Sholat saja,tapi terseyum itu ibadah, tidak prasangka buruk itu ibadah dan masih banyak lagi.
Jikalau sesuatu itu diniatkan untuk ibadah tentunya semua berpasrah pada Allah karena tindakan masing-masing kalian Allah-lah yang melihat karna kalian sendiri tidak bakal mampu mengawasi 24 jam. Serahkan semua pada Allah.

Berkomitmenlah kalian untuk tidak saling menyakiti. luruskan niatmu itu, bahwa Allah akan meliat dan menghukum kalian bila saling melanggar.
Selanjutnya harapan orang tua hanyalah kalian meningkatkan ibadah dan sukses dalam study.

Wassalamualaikum Wr.Wb
1 Agustus 2009 - Ayah.

*Note : Berprasangka buruk akan menggugurkan ibadah kita. Ibarat mengumpulkan ranting keirng kemudian membakarnya, ibarat kera yang menangkap belalang dan dimasukkan kedalam ketiak kanan lalu menangkap lagi dan dimasukkan ke ketiak kiri sehingga akan lepas semuanya, Hadist Riwayat Muslim Bukhori.
Original Letters
 "Ini adalah surat yang ditulis oleh tangan ayahku beberapa tahun yang lalu. surat yang tersimpan rapi di lemari rias di kamar ayah dan ibu dan baru saya baca hari ini. Iya, dia adalah ayahku yang terus mengajarkan pada anak-anaknya untuk memelihara keseimbangan. keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi, karna keseimbangan pasti akan memancarkan keselarasan. Ayah pernah mengutarakan ini padaku "Ayah hanya ingin seperti Lukman yang tercatat kekal namanya dalam Al-Qur'an, Lukman bukanlah nabi, apa lagi Rasul. Lukman hanyalah seorang ayah. iya seorang ayah yang sepanjang hidup mengajarkan untuk Jangan sekali-kali menyekutukan Allah kepada semua anaknya. Ayah ingin seperti Lukman". Oh iya, dia lah Lukman untuk saya dan seluruh adik-kakak saya, Tidaklah pernah lupa kupanjatkan Syukur karna telah terlahir dan dibesarkan dalam keluarga yang "Antik" ini. Terima kasih ayah, untuk semua yang sudah, sedang dan akan berikan terutama untukku. Ich Liebe Dich Vater! <3"

separador

1 komentar:

Unknown mengatakan...

hal se'indah ini,sayang kalo cuma dipublikasikan di blog.
buat semua ayah di dunia mengetahui ini.
maka insyaAllah banyak anak-anak besar terlahir dari tangan-tangan hebat seorang ayah yang terinspirasi setelah membaca surat itu... ^_^

Posting Komentar