Senin, 22 Juli 2013

Kepada Sabit

Kepada sabit, 

Melalui lengkung mu ku alurkan setia sebagai parit.
Melalui tajamnya sudut mu ku rautkan bahagia sebagai bibit.
Melalui terangnya sinar mu ku lukiskan ceria bagai suara yang berdecit.
Melalui indahnya tampakkan mu ku jadikan alasan untuk bersyukur sampai mata menyipit.
Melalui kedatangan siluet mu ku tarik kedalam otakku yang awalnya lega sampai terasa sempit.
Melalui sejuk pendaran mu ku rapalkan doa penutup malam yang runcing melebihi sumpit.

Kepada sabit,
Yang dengan hadirnya dapat membuat dadaku bak terhimpit.
Terhimpit rindu ribuan tahun cahaya yang tertumpuk melebihi bukit.
Yang dengan sederhananya dapat membuat aliran darahku berseding bertambah debit.
Debit kegembiraan yang ku pendam dalam miliaran bait per-menit.
Yang dengan kelembutannya dapat membuat gravitasi tubuhku kehilangan orbit.
Orbit perputaran hari dan hati kala munculmu tak dapat kujamah sampai kepuasanku membuncit.
Yang dengan keramahan sapaannya dapat menyembuhkan segala penyakit.
Penyakit cumburu, risau, bahkan ragu semoga hilang sekejap mata, ah pahit.

Kepada sabit,
Kini aku rela hatiku kamu capit, laju hatiku dibuat tak beraturan bagai layangan singit,
Karna hanya dengan kehadiranmu yang sedikit, aku jadi merasa komplit.

separador

0 komentar:

Posting Komentar